Senin, 17 Januari 2011

~*Duhai Ukhty,,..Duhai Istri Sholehah aku ingin sepertimu*~

~*Sahabat untuk sahabat*
 
oleh Andhika Al-Banjari Mtp pada 17 Januari 2011 jam 9:15
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Ini adalah kisah nyata.
Usia istri Yaqin masih sangat muda, sekitar 19 tahun. Sedangkan usia Yaqin waktu itu sekitar 23 tahun. Tetapi mereka sudah berkomitmen untuk menikah.
Istrinya Yaqin cantik, putih, murah senyum dan tutur katanya halus. Tetapi kecantikannya tertutup sangat rapi. Dia juga hafal Al-Qur’an di usia yang relatif sangat muda , Subhanallah…
Sejak awal menikah, ketika memasuki bulan kedelapan di usia pernikahan mereka, istrinya sering muntah-muntah dan pusing silih berganti… Awalnya mereka mengira “morning sickness” karena waktu itu istrinya hamil muda.
Akan tetapi, selama hamil bahkan setelah melahirkanpun istrinya masih sering pusing dan muntah-muntah. Ternyata itu akibat dari penyakit ginjal yang dideritanya.
Satu bulan terakhir ini, ternyata penyakit yang diderita istrinya semakin parah..
Yaqin bilang, kalau istrinya harus menjalani rawat inap akibat sakit yang dideritanya. Dia juga menyampaikan bahwa kondisi istrinya semakin kurus, bahkan berat badannya hanya 27 KG. Karena harus cuci darah setiap 2 hari sekali dengan biaya jutaan rupiah untuk sekali cuci darah.
Namun Yaqin tak peduli berapapun biayanya, yang terpenting istrinya bisa sembuh.
Pertengahan bulan Ramadhan, mereka masih di rumah sakit. Karena, selain penyakit ginjal, istrinya juga mengidap kolesterol. Setelah kolesterolnya diobati, Alhamdulillah sembuh. Namun, penyakit lain muncul yaitu jantung. Diobati lagi, sembuh… Ternyata ada masalah dengan paru-parunya. Diobati lagi, Alhamdulillah sembuh.
Suatu ketika , Istrinya sempat merasakan ada yang aneh dengan matanya. “Bi, ada apa dengan pandangan Ummi?? Ummi tidak dapat melihat dengan jelas.” Mereka memang saling memanggil dengan “Ummy” dan ” Abi” . sebagai panggilan mesra. “kenapa Mi ?” Yaqin agak panik “Semua terlihat kabur.” Dalam waktu yang hampir bersamaan, darah tinggi juga menghampiri dirinya… Subhanallah, sungguh dia sangat sabar walau banyak penyakit dideritanya…
Selang beberapa hari, Alhamdulillah istri Yaqin sudah membaik dan diperbolehkan pulang.
Memasuki akhir Ramadhan, tiba-tiba saja istrinya merasakan sakit yang luar biasa di bagian perutnya, sangat sakiiit. Sampai-sampai dia tidak kuat lagi untuk melangkah dan hanya tergeletak di paving depan rumahnya.
“Bi, tolong antarkan Ummi ke rumah sakit ya..” pintanya sambil memegang perutnya…
Yaqin mengeluh karena ada tugas kantor yang harus diserahkan esok harinya sesuai deadline. Akhirnya Yaqin mengalah. Tidak tega rasanya melihat penderitaan yang dialami istrinya selama ini.
Sampai di rumah sakit, ternyata dokter mengharuskan untuk rawat inap lagi. Tanpa pikir panjang Yaqin langsung mengiyakan permintaan dokter.
“Bi, Ummi ingin sekali baca Al-Qur’an, tapi penglihatan Ummi masih kabur. Ummi takut hafalan Ummi hilang.”
“Orang sakit itu berat penderitaannya Bi. Disamping menahan sakit, dia juga akan selalu digoda oleh syaitan. Syaitan akan berusaha sekuat tenaga agar orang yang sakit melupakan Allah. Makanya Ummi ingin sekali baca Al-Qur’an agar selalu ingat Allah.
Yaqin menginstal ayat-ayat Al-Qur’an ke dalam sebuah handphone. Dia terharu melihat istrinya senang dan bisa mengulang hafalannya lagi, bahkan sampai tertidur. Dan itu dilakukan setiap hari.
“Bi, tadi malam Ummi mimpi. Ummi duduk disebuah telaga, lalu ada yang memberi Ummi minum. Rasanya enaaak sekali, dan tak pernah Ummi rasakan minuman seenak itu. Sampai sekarangpun, nikmatnya minuman itu masih Ummi rasakan”
“Itu tandanya Ummi akan segera sembuh.” Yaqin menghibur dirinya sendiri, karena terus terang dia sangat takut kehilangan istri yang sangat dicintainya itu.
Yaqin mencoba menghibur istrinya. “Mi… Ummi mau tak belikan baju baru ya?? Mau tak belikan dua atau tiga?? Buat dipakai lebaran.”
“Nggak usah, Bi. Ummi nggak ikut lebaran kok” jawabnya singkat. Yaqin mengira istrinya marah karena sudah hampir lebaran kok baru nawarin baju sekarang.
“Mi, maaf. Bukannya Abi nggak mau belikan baju. Tapi Ummi tahu sendiri kan, dari kemarin-kemarin Abi sibuk merawat Ummi.”
“Ummi nggak marah kok, Bi. Cuma Ummi nggak ikut lebaran. Nggak apa-apa kok Bi.”
”Oh iya Mi, Abi beli obat untuk Ummi dulu ya…??” Setelah cukup lama dalam antrian yang lumayan panjang, tiba-tiba dia ingin menjenguk istrinya yang terbaring sendirian. Langsung dia menuju ruangan istrinya tanpa menghiraukan obat yang sudah dibelinya.
Tapi betapa terkejutnya dia ketika kembali . Banyak perawat dan dokter yang mengelilingi istrinya.
“Ada apa dengan istriku??.” tanyanya setengah membentak. “Ini pak, infusnya tidak bisa masuk meskipun sudah saya coba berkali-kali.” jawab perawat yang mengurusnya.
Akhirnya, tidak ada cara lain selain memasukkan infus lewat salah satu kakinya. Alat bantu pernafasanpun langsung dipasang di mulutnya.
Setelah perawat-perawat itu pergi, Yaqin melihat air mata mengalir dari mata istrinya yang terbaring lemah tak berdaya, tanpa terdengar satu patah katapun dari bibirnya.
“Bi, kalau Ummi meninggal, apa Abi akan mendoakan Ummi?” “Pasti Mi… Pasti Abi mendoakan yang terbaik untuk Ummi.” Hatinya seakan berkecamuk. “Doanya yang banyak ya Bi” “Pasti Ummi” “Jaga dan rawat anak kita dengan baik.”
Tiba-tiba tubuh istrinya mulai lemah, semakin lama semakin lemah. Yaqin membisikkan sesuatu di telinganya, membimbing istrinya menyebut nama Allah. Lalu dia lihat kaki istrinya bergerak lemah, lalu berhenti. Lalu perut istrinya bergerak, lalu berhenti. Kemudian dadanya bergerak, lalu berhenti. Lehernya bergerak, lalu berhenti. Kemudian matanya…. Dia peluk tubuh istrinya, dia mencoba untuk tetap tegar. Tapi beberapa menit kemudian air matanya tak mampu ia bendung lagi…
Setelah itu, Yaqin langsung menyerahkan semua urusan jenazah istrinya ke perawat. Karena dia sibuk mengurus administrasi dan ambulan. Waktu itu dia hanya sendiri, kedua orang tuanya pulang karena sudah beberapa hari meninggalkan cucunya di rumah. Setelah semuanya selesai, dia kembali ke kamar menemui perawat yang mengurus jenazah istrinya.
“Pak, ini jenazah baik.” kata perawat itu. Dengan penasaran dia balik bertanya. “Dari mana ibu tahu???” “Tadi kami semua bingung siapa yang memakai minyak wangi di ruangan ini?? Setelah kami cari-cari ternyata bau wangi itu berasal dari jenazah istri bapak ini.” “Subhanalloh…”
Tahukah sahabatku,… Apa yang dialami oleh istri Yaqin saat itu? Tahukah sahabatku, dengan siapa ia berhadapan? Kejadian ini mengingatkan pada suatu hadits
“Sesungguhnya bila seorang yang beriman hendak meninggal dunia dan memasuki kehidupan akhirat, ia didatangi oleh segerombol malaikat dari langit. Wajah mereka putih bercahaya bak matahari. Mereka membawa kain kafan dan wewangian dari surga. Selanjutnya mereka akan duduk sejauh mata memandang dari orang tersebut. Pada saat itulah Malaikat Maut ‘alaihissalam menghampirinya dan duduk didekat kepalanya. Setibanya Malaikat Maut, ia segera berkata: “Wahai jiwa yang baik, bergegas keluarlah dari ragamu menuju kepada ampunan dan keridhaan Allah”. Segera ruh orang mukmin itu keluar dengan begitu mudah dengan mengalir bagaikan air yang mengalir dari mulut guci. Begitu ruhnya telah keluar, segera Malaikat maut menyambutnya. Dan bila ruhnya telah berada di tangan Malaikat Maut, para malaikat yang telah terlebih dahulu duduk sejauh mata memandang tidak membiarkanya sekejappun berada di tangan Malaikat Maut. Para malaikat segera mengambil ruh orang mukmin itu dan membungkusnya dengan kain kafan dan wewangian yang telah mereka bawa dari surga. Dari wewangian ini akan tercium semerbak bau harum, bagaikan bau minyak misik yang paling harum yang belum pernah ada di dunia. Selanjutnya para malaikat akan membawa ruhnya itu naik ke langit. Tidaklah para malaikat itu melintasi segerombolan malaikat lainnya, melainkan mereka akan bertanya: “Ruh siapakah ini, begitu harum.” Malaikat pembawa ruh itupun menjawab: Ini adalah arwah Fulan bin Fulan (disebut dengan namanya yang terbaik yang dahulu semasa hidup di dunia ia pernah dipanggil dengannya).” (HR Imam Ahmad, dan Ibnu Majah)
“Sungguh sangat singkat kebersamaan kami di dunia ini , akan tetapi sangat banyak bekal yang dia bawa pulang. Biarlah dia bahagia di sana” Air matapun tak terasa mengalir deras dari pipi Yaqin.

Semoga bermanfa'at

Salam Ukhuwah Fillah..

~*Duhai Kanda, Jadilah Surga Di Taman Hatiku*~


Ku persembahkan untuk (calon) Pendampingku yang hanif..
Duhai Kanda...
Kupersembahkan sebuah ayat dalam Al-Qur'an yang selalu kubaca disetiap kad undangan yang selalu melayangkan pikiranku akhir-akhir ini. Hingga detik ini,aku senantiasa bertanya bila namaku tercantum pada sebuah kad undangan pernikahan? Siapa pula nama yang mengiringi namaku pada kad undangan tersebut dalam rangka mitsaqan-ghalizha (perjanjian yangsangat berat) itu?
"Dan diantara tanda-tanda(kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu darijenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya dan Dia menjadikan diantaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagikaum yang berpikir." (QS. Ar-Ruum : 21)
Tiada kata yangdapat kuucapkan atas kurniaan Allah Ta'ala hingga pada waktu yang tepat nanti aku akan menikah dengan orang pilihan Allah Ta'ala yang telah ditetapkan-Nya dalam kitab Lauh Mahfudz, kecuali syukur alhamdulillahuntuk-Nya. Nikmat dan anugerah ini sungguh begitu agung. Sesungguhnya,sudah aku jalani "proses" dengan laki-laki lain, tapi ternyata Allah takdirkan engkau masih tersembunyi dibalik kuasa-Nya.
Menanti dengan ikhtiar dan doa yang penuh kesabaran tuk menghadirkanmu dalamhidupku merupakan anugerah dalam hidupku diantara anugerah-anugerahlain yang Allah Ta'ala berikan kepadaku. Diberi-Nya aku kesempatanuntuk lebih memperbaiki diri sebagai Muslimah hingga aku layak untukkau jemput kelak sebagai bidadarimu.
Subhanallaah! Fabiayyi alaairabbikumaa tukadzdzibaan..
Duhai Kanda..
Apakah yang saat ini sedang engkau lakukan? Semogalah engkau adalah seorang ikhwan (laki-laki) yang sedang bersemangat mendekatkan diri kepada Allah Ta'ala dengan bertaubat dari dosa-dosamu. Kembali kepada fitrahmu sebagai manusia yang bejiwa hanif, memperbaiki diri detik demi detik sebagai bekal meninggalkan kampung penuh penipuan dan bersiap-siapmenuju kampung kekekalan.
Hingga pada saat kita dipertemukan oleh-Nya ( di tempat dan waktu yang tepat )
Kanda...
Pada saatnya nanti, jika Allah Ta'ala sudah berkehendak untuk mempersatukan hati kita, maka tak lagi kupermasalahkan maharmu yang dengan penuh kerelaan kau berikan kepadaku. Tidak kita hiraukan lagi bujuk rayu setan akan materi. Hingga engkau dapat memenuhi perintah Allah Ta'ala yang berfirman :
"Dan berikanlah mahar (mas kawin) kepada perempuan yang kamu nikahi sebagai pemberian yang penuh kerelaan" (QS. An-Nisaa : 4)
Niat suci kita untuk menuju pernikahan yang barakah meluluh lantahkan hatikuuntuk menerima mahar darimu apa adanya, bahkan aku akan mempermudah engkau dalam masalah ini, hingga aku yakin bahwa insyaAllah aku bisamenjadi orang yang tersebut dalam sabda Rasulullaah Shallallaahu'alaihiwa Sallam :
"Wanita yang paling banyak mendapatkan berkah adalah yang paling ringan maharnya"
Danakhirnya kita berdua makin yakin, bahwa pernikahan kita akan sesuaisyari'at, sebagaimana Uqbah bin Amir radhiyallaahu'anhu berkata,Rosulullah Shallallaahu'alaihi wa Sallam bersabda :

"Sebaik-baik pernikahan ialah yang paling mudah"

Duhai Kanda...
Kemudian,HALAL-nya kita untuk saling mencintai karena Alloh Ta'ala. Seketika,penantian kita yang lama itu, akan membebaskan syahwat2 yang selama ini kita pendam, bersamaan dengan meleburnya dosa-dosa kita lewat genggaman jari jemari kita.
kita akan semakin mengenal satu sama lain, cinta makin subur ditaman hati masing-masing Pujian demi pujianyang mengekalkan cinta kita mulai bersemi indah. Karenanya ya kanda..Kelak, malam-malam yang indah itu akan engkau hiasi dengan membangunkanku disepertiga malam terakhir dengan lembut dengan atautanpa percikan air diwajahku. Kau ajak aku shalat malam bersamamu dengan alunan ayat-ayat suci Al-Qur'an yang memporak-porandakan taman hatiku, meluluhlantahkan jiwaku dan menghanyutkan aku akan kecintaanku pada Allah Ta'ala. Subhanallaah!
Fabiayyi alaairabbikumaa tukadzdzibaan..

Duhai Kanda..
Kuharap engkau adalah laki-laki penyabar dan dapat menghadapi emosionalku sebagai istri. Saat aku marah, saat aku salah, engkau meluruskanku dengan cara yang sangat baik dan lembut. Karena kutahu,engkau senantiasa ingin beribadah dengan ikhlas dan ittiba' (mengikuti)Rasulullah Shallallaahu'alaihi wa Sallam.
Dan saat engkau marah, sementara aku ikut terbawa emosi, maka engkau mengajakku untuk berlindung kepada Allah Ta'ala, berwudhu, dan shalat dua rakaat.Apabila kita sedang berdiri, maka kita duduk, apabila kita sedangduduk, maka kita berbaring, atau salah satu dari kita akan mencium,merangkul dan menyatakan alasan kita. Apabila salah satu diantara kita berbuat salah, maka kita akan saling memaafkan karena mengharapkan wajah Allah Ta'ala semata. (Fiqhut Ta'amul bainaz Zaujani)
Lantas kita mengunci rapat-rapat setiap pintu perselisihan dan tidak menceritakannya kepada orang lain. Saling bermuhasabah, menyedari kesalahan masing-masing dan saling memaafkan serta memohon kepada Allah Ta'ala agar senantiasa disatukan-Nya hati kita, dimudahkan urusan dalam KETAATAN KEPADA-NYA, dan diberikan kedamaian dalam rumah tangga kita.

"Betapa indahnya menjadi bunga ditaman hatimu..."
Duhai Kanda...
Engkau memberiku makan apabila engkau makan, Engkau memberiku pakaian apabila engkau berpakaian, Engkau tidak akan memukul wajahku, Engkau tidak akan menjelek-jelekkan diriku, dan Engkau tidak akan meninggalkanku melainkan didalam rumah (yakni tidak berpisah tempat tidur melainkan didalam rumah)
Dengan keimanan dan ketaqwaanmu, engkau tidak pernah berputus asa dalam mencari rizki. Berikhtiar dan bertawakkal (menggantungkan harapan) hanya kepada Allah Ta'ala,sebagaimana perintah Rasulullah Shallallaahu'alaihi wa Sallam :

Kanda...,
Dinda memilihmu karena agama yang ada pada dirimu. Aku memilihmu karena akutahu bahwa engkau akan senantiasa menjagaku dan anak-anakku kelak dari api Neraka. Kau ajarkan aku untuk taat dan bertakwa kepada Allah 'Azzawa Jalla
Sungguh, betapa engkau telah membawaku teringatdan bergetar saat engkau menasehatiku sambil membawakan firman AllahTa'ala : Hingga cita-citaku dan keinginanku tuk menjadi BUNGA DITAMANHATIMU sebagaimana Khadijah Radhiyallaahu'anha menemani RasulullaahShallallahu'alaihi wa Sallam sepanjang hidupnya dapat aku amalkanperlahan-lahan dengan bimbinganmu.
Kelak akan engkau ajarkan pula aku untuk senantiasa berbakti kepada Orang Tua kita untuk menggapai redha Allah Ta'ala. Birrul walidain (berbakti kepada orangtua)

Kanda...,
Betapa akuakan sangat taat kepadamu dengan segala ketaatan dan ketakwaanmu kepadaAllah Ta'ala dan ketaatanmu kepada Rasulullah Shallallahu'alaihi waSallam. Hingga andai kata Allah Ta'ala tidak melarangku untuk bersujud kepada selain-Nya, maka engkaulah tempatku untuk bersujud memohon Surga... Temanilah diriku sampai matiku nanti, dampingi aku dalam melaksanakan amanah rumah tanggaku. Sesungguhnya, sebagai kepala keluarga engkau akan ditanya dihadapan Allah Azza wa Jalla tentang pertanggungjawabanmu atas diriku sebagai istrimu. Juga anak-anak dan rumah tangga sebagai beban di pundakmu.
Sungguh begituindah memilikimu dalam mitsaqan gholizha ini kelak... maka bagaimana akutidak akan memperhatikanmu, sementara engkau adalah surga dan nerakaku,
Duhai Kanda.... Karenanya... "JADILAH SURGA DITAMAN HATIKU...

"Semoga Allah Ta'ala segera mempertemukan kita dan senantiasamempermudah urusan kita dalam mitsaqan-ghalizha (perjanjian yang sangat berat) kelak.

amin ya RABB..

Semoga bermanfa'at

Salah dan Hilaf andai ada kata yg kurang berkenan mohon ma'afkan
Ana Andhika Al-banjari Insaniah Fakir Hamba Allah yg tiada daya dan Upaya,yg benar itu datangnya daripada Allah SWT dan yg salah Itu datangnya daripada kelemahan diri ana pula..

Salam Ukhuwah Fillah..

Siratan Di SebaliK SurataN....Kemanisan Dalam Ujian


Alhamdulillaah…..
Segala Puji bagi Allah Tuhan Seru sekalian alam.Tuhan Yang Maha Rahman.Maha Rahim.. Shalawat serta salam senantiasa tercurah untuk kekasih Allah,Muhammad Rasulullah Shallahu 'alaihi wassalam.Allahumma Shalli wa Salim Ala Sayyidina Muhammadin wa Ala aali Sayyidina Muhammadin fi Kulli Lam Hatin wa na Fasinn bi'adadi Kulli Ma'lu Mil Lak.

`*•Yaa Rabbi•*´¯)Ajarilah kami bagaimana memberi sebelum meminta,berfikir sebelum bertindak,santun dalam berbicara,tenang ketika gundah,diam ketika emosi melanda,bersabar dalam setiap ujian.Jadikanlah kami orang yg selembut Abu Bakar Ash-Shiddiq,sebijaksana Umar bin Khattab,sedermawan Utsman bin Affan,sepintar Ali bin Abi Thalib,sesederhana Bilal,setegar Khalid bin Walid radliallahu'anhumღAmiin ya Rabbal'alamin.

Sesekali ingatan kepada peristiwa lepas menyapa di benak. Seringkali jua diri ini menepis sapaannya. Mungkin kerana sukar untuk menerima sebuah hakikat kebenaran. Dikhianati…tercalar nilai kepercayaan pada sebuah persahabatan. Namun Tuhan Maha Mengetahui, apa yg terbaik buat hambaNya…mungkin jua kerana itu Dia terus-menerus mengingatkan memori silam yg pedih dan pahit itu. Tujuannya hanya satu…berfikir!

Seketika diri ini termangu, merenung maksud tersirat di balik yg tersurat… Apakah ia sekadar mengingatkanku agar jangan mudah mempercayai orang lain? Itu ada benarnya, tapi bukan keseluruhannya. Bila tak berhasil menemui jawapannya, maka ia dibiarkan berlalu begitu sahaja. Mungkin sekadar perasaan pada sebuah lamunan yg tak berkesudahan.

Dalam tak sedar,bayangan itu masih menyinggah…menarik diri, hati dan fikiran ini untuk mencari rahsia yg tersembunyi…hikmah yg terselindung. Pasti ada mesej yg ingin disampaikan.

Pada-MU ya Allah  ku adukan segala…
Merintih,merayu,mengharap belas kasih-Nya.
Agar ditunjukkan jalan kebenaran dan keselamatan.
Agar dugaan ini berjaya diharungi.Kerana menjadi mukmin bertaqwa itu matlamat hidupku,Menempa Syurga abadi itu cita-citaku.Berikanlah aku petunjuk Ya Allah,

Agar jalanku terang disuluh cahaya melalui lorong berliku ini.
Peliharalah daku Ya Muhaimin,Agar langkahku terhindar dari dosa dan noda.Tatkala hal yg sama diungkit lagi oleh pihak lain, diri kembali terpaku lantaran mata dan hati jauh mengimbau… mengapa setiap kali dibicarakan,hati ini akan sakit? Bukan sakit yg biasa,tapi sakit kerana pedihnya hati menanggung beban.Bagaimana dapatku hapuskan beban ini Ya Tuhan?

Ya Allah, apakah aku ada menyimpan hasad atau dendam di balik kisah ini? Ya ‘Aziz, seandainya ikhlas itu adalah syaratnya, maka kini aku ikhlaskan seluruh jiwa ragaku menerima cubaan ini.

Ya Rahman, jika redha itu adalah solusinya,maka bersaksilah bahawa kini aku berlapang dada menerima takdirMu… cukuplah sakit ini mendera hati dan perasaanku… jangan biarkan ia berlarutan, sebaliknya balutilah ia dengan keampunanMu.

Agar terubat luka semalam dengan sentuhan kasih dan sayang-Mu.

Pernah hati ini terguris,Dengan fitnah dan tohmahan menghiris,Sehingga terasa diri ini hina Kerana tiada siapa yang sudi membela,Kutabahkan hatiku harungi hidup,Biarpun tiada siapa yang menemani,Keseorangan aku di lautan sepi,Ditinggalkan mereka yang aku percayai

Namun ku tahu ada hikmahnya,Setiap segala yang menimpa diri,Kuserahkan segala padaMu Allah
Yang Berkuasa jua Mencipta Kerana engkau Maha Mengetahui Segala apa yang terbuku di hati

Ya Allah tidakku terdaya lagi,Menahan dugaan yang mencabar ini,Terasa bagai noktah telah kutemui,Mengakhiri segala yang telah aku mulai

Ya Allah engkau lindungilah aku,Bekalkanlah daku dengan limpahan iman,Agar tabahku menghadapi dugaan,Agar tidakku terhenti di pertengahan,Kini di sini aku berdiri
Bersama harapan yang tulus suci,Agar terbitlah kembali mentari pagi,Setelah malamku berkalut benci

Syukurlah, kini segalanya telah kembali pulih… tiada lagi kesakitan, tiada lagi kebencian, yg ada cuma harapan pada sebuah kehidupan.

Moga di akhirnya hasanah yg diperoleh. Mungkin ini rahmatNya. Dalam ujian yg kecil, Dia ajarkan banyak perkara…. Di sinilah aku mempelajari arti sabar, ikhlas, redha dan lain-lain. Namun apa yg paling berharga adalah nilaian terindah dalam membina hubungan dengan Tuhan. Mudah-mudahan sentiasa dalam rahmat dan redha-Nya…

Hakikatnya, pengalaman lalu bukanlah untuk diri hilang percaya pada yang lain tetapi mengajar erti kasih sayang sesama insan. Perlu memahami dan menghormati hak sesama manusia. Tak dinafikan lagi, tarbiyah Allah sangat dalam maksudnya, halus penyampaiannya tetapi indah perasaanya. Moga kita dikurniakan hikmah agar bisa menyingkap siratan makna disebalik setiap suratan ujian.

Wallahua’alam....

Sebuah renungan untukku,untukmu,untuk kita semua.
Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati yang terkunci

Barakallaahu fiykum wa jazzakumullah khoir

♥ SEMOGA BERMANFAAT ♥

Barakallaahu fiykum wa jazzakumullah khoir

♥Sebelum Engkau Halal Bagiku♥

♥SALAM SANTUN UKHUWAH♥

Semoga apa yang telah disampaikan ini ada manfaatnya,

Bila ada salah lisan tak bermakna mohon dimaafkan yang benar itu pasti datangnya dari Allah S.W.T
dan yang salah itu datangnya dari kelemahan diri ana pula.

Wallahù'alam bíshawab Wabíllahí taùfík walhídayah,

Wassalamù'alaíkùm warahmatùllahí wabarakatùh
https://www.facebook.com/pages/Sebelum-Engkau-Halal-BagiKu/138509376220354?sk=wall